Sunday, 20 July 2014

Ramadhan antara Ladang Pahala dan Ladang Rezeki


Assalamu’alaikum warrahmatullahi wabarakatuh.
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah rasa syukur yang tiada tara, karena kita termasuk umat yang beriman kepada Allah dan Rasulullah sejak kita terlahir kedunia. Kita sebagai umat manusia yang beriman kepada Allah tentunya memiliki kewajiban yang harus kita kerjakan, salah satunya adalah berpuasa dibulan Ramadhan, sebagaimana dirukun islam yang ketiga.
Batharamudamandiri,blogspot.com/keajaiban sedekah.
Bagi seluruh umat Islam didunia, Ramadhan merupakan bulan suci yang amat ditunggu-tunggu, mengapa? Karena bulan Ramadhan merupakan bulan yang penuh berkah, seperti yang kita ketahui dibulan ini segala amal perbuatan baik kita akan dilipat gandakan. Yaa dengan kata lain bulan Ramadhan adalah ladangnya pahala bagi kita. Subhanallah…. Bagaimana tidak orang-orang muslim yang tidak ingin merugi berbondong-bondong untuk beribadah kepada Allah Subhana wa ta’ala. Bersama-sama mengerjakan shalat tarawih di masjid, bertadarus, mengerjakan sunah-sunah demi mengejar pahala yang telah Allah janjikan.
Selain itu, moment bulan Ramadhan ini mengingatkan kita kepada saudara-saudara ataupun teman-teman kita yang telah jarang atau tidak sempat kita hubungi, dengan kata lain moment bulan Ramadhan dapat mempererat tali silaturahmi. Seperti mengadakan bukber aka. buka bersama, baik para anak muda maupun para orang dewasa. Kapan lagi kita dapat bertemu, dengan sengaja berkumpul ditengah-tengah kesibukan yang sehari-hari kita jalani kalau tidak dibulan Ramadhan ini bukan? Itulah salah satu bukti keberkahan Allah. 
Nah selain itu yang paling penting, bulan yang penuh berkah ini mengingatkan kita juga kepada saudara-saudara kita yang kurang mampu. Bagaimana kita merasakan menahan lapar dari subuh hingga petang, yang dirasakan oleh saudara kita setiap hari. Maka, dibulan Ramadhan inilah kita diingatkan indahnya berbagi, memberi sebagian rezeki kita kepada mereka yang kekurangan. Ada pula cara lain kita untuk berbagi, tidak hanya untuk saudara kita yang kekurangan, kita juga dapat berbagi kepada sesama, seperti ikut memberikan ta’jil ke masjid ataupun ke tetangga. Karena kebahagiaan mereka merupakan kebahagiaan kita juga plus kita mendapat pahala, yang lagi dilipatgandakan.
Setelah mengulas sebahagian bagaimana kita mendulang banyak pahala dibulan ladang pahala ini, pernahkah terpikir oleh kita bulan Ramadhan bukan hanya sebagai bulan ladangnya pahala? Perlu kita sadari bulan yang penuh berkah ini memberikan kenikmatan lain, yaitu sebagai ladangnya rezeki. Bagi kita yang rajin, bulan puasa sangat amat menguntungkan untuk mencari rezeki. Pernahkah Anda melihat begitu ramai pedagang dibulan puasa ini yang menjajakan dagangannya, terutama para pedagang makanan yang menjual ta’jil-ta’jil bagi orang-orang yang tidak sempat menyiapkan makanan berbukanya sendiri. Selain makanan, banyak juga para penjual baju muslim, mukena, tukang kue dan lain-lain yang keuntungannya bertambah dibulan puasa ini.
 Bahkan pernahkah Anda mendengar bahwa para “pengemis” bertambah penghasilannya dibulan Ramadhan? Banyak sekali berita yang menceritakan bagaimana para pengemis yang katanya memanfaatkan orang-orang yang mencari pahala di bulan Ramadhan. Yaa mungkin itu juga salah satu bentuk bukti bulan Ramadhan adalah ladang rezeki bagi mereka. Namun, sayangnya ada yang benar-benar memang pengemis karena tidak ada daya untuk berkerja, ada juga yang tidak.  Allahu‘alam.
 Tapi jangan hanya karena adanya berita seperti ini membuat kita malas untuk bersedekah. Jika memang kita takut uang yang kita berikan disalah pergunakan, pintar-pintarlah kita memberi, seperti memberi kepada yayasan anak yatim, badan amal ZISWAF atau bahkan lebih mudah untuk bersedekah ke masjid terdekat. Karena justru kita yang merugi jika kita menahan-nahan untuk berbuat amal baik di bulan suci ini.
Itulah kenikmatan-kenikmatan yang dapat kita raih jika kita menikmati dan memanfaatkan segala moment dibulan Ramadhan ini, dari mulai beribadah, berbagi ke sesama dan sampai mencari rezeki.

Semua ini begitu nikmat kita rasakan di bulan Ramadhan, bulan suci bagi seluruh umat Islam. Semoga Allah memberikan kesehatan dan umur untuk kita semua menikmati ramadhan ditahun selanjutnya, Amiin ya Rabbal alamin. Wassalamua’alaikum warrahmatullahi wabarakatuh.

Friday, 11 July 2014

Resume Dialog with 0Jk- 8 Juli 2014


Menyongsong SDM Ekonomi Syariah Indonesia Lebih Baik,merupakan tema dari dialog bersama OJK dengan para mahasiswa di student center Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Depok pada hari Selasa 08 Juli 2014. Acara dialog bersama ini diisi oleh para 3 pembicara narasumber dengan dipimpin oleh 1 moderator. 

Pada pembukaan dialog, moderator memaparkan bahwa sumber daya manusia ekonomi syariah saat ini sangatlah minim, terutama SDM yang dibutuhkan oleh perbankan-perbankan syariah. Tiap tahunnya dibutuhkan kurang lebih 11000 orang pekerja, tetapi secara intelektual, SDM Indonesia hanya mampu memenuhi sebanyak 3750 saja. Sebagai mahasiswa, ini merupakan kesempatan yang sangat besar untuk berlomba-lomba memenuhi pangsa pasar SDM ekonomi syariah yang dibutuhkan.

Pada dialog ini, diawali oleh saudara Reza Muhammad sebagai pembicara pertama. Beliau merupakan Presiden Nasional KSEI 1. Pada kesempatannya, beliau menjelaskan bahwa FoSSEI terbentuk pada tahun 2000 yang sekarang beranggotakan 147 kelompok studi ekonomi Islam di 136 Universitas dengan kurang lebih 22000 mahasiswa yang aktif.  FoSSEI juga merupakan organisasi terbesar senasional bahkan sedunia, karena hanya FoSSEI lah organisasi yang memudahkan para anggotanya untuk bertukar pikiran, berdakwah dibidang ekonomi Islam ini. 

Saudara Reza Muhammad mengatakan bahwa Indonesia, sebagai Negara yang unik merupakan Negara yang bottom up, yaitu masyarakatnyalah yang menuntut untuk adanya ekonomi islam sebagai kebutuhan system ekonomi mereka, berbeda dengan negara-negara lain, yang justru para pemerintahnya lah yang mengambil andil bagian tersebut. FoSSEI, mengambil peran sebagai aktivis yang berjuang untuk adanya payunghukum seperti sekarang bagi perbankan syariah.

Presiden Nasional KSEI 1 ini, menjelaskan bahwa bagi para mahasiswa yang ikut dalam organisasi Ekonomi Islam memiliki keunggulan-keunggulan yang berarti. Para mahasiswa mempunyai idealisme yang tinggi, intelektual dan energy yang kuat.  Point-point yang membedakan mahasiswa yang aktif di FoSSEI dengan yang lain yaitu : 1. Creator, mahasiswa menggembleng diri dan melahirkan generasi Rabbani. 2. Dinamisator, menggerakan organisasi dan menggelorakan pesan ilahi. 3. Contributor, memberi arti dan kontribusi dalam koridor ilahi. Semua ini dibingkai dalam ukhuwah,dakwah dan ilmiah.  Adanya kelebihan tersebutlah para alumni-alumni FoSSEI khususnya di jabodetabek dapat berhasil berkiprah di perbankan syariah, lembaga social seperti ZISWAF dan Dompet Dhuafa, berwirausaha seperti Islamic tourism, menjadi pendidik, dengan terbentuknya SMK syariah dan lainnya. 

Bukti-bukti tersebut didukung pula oleh Pak Edi Setiadi selaku dari pihak OJK sebagai pembicara kedua memaparkan, bahwa jumlah SDM di perbankan syariah sudah mencapai kurang lebih 43.054 orang pada Desember 2013, yang bekerja di 3043 jaringan kantor bank syariah. Diperkirakan bahwa pada tahun 2017 nanti SDM ekonomi syariah kurang lebih akan mencapai 70.000 orang. 

Beliau juga memaparkan masalah utama perbankan syariah yang perlu dibenahi, yaitu 1. Keterbatasan supply SDM, masalah ini meliputi pendidikan dan attitude para SDM, dan yang ke 2. Keterbatasan mutu SDM Perbankan syariah, yang maksudnya pada saat ini kebanyakan bank-bank syariah masih merekrut para pekerjanya dari bank konvensionalnya. Adanya demikian, OJK akan melakukan pengawasan integritasi dan mengawasi bank-bank secara konsolidasi.

Dialog pun dilanjutkan kembali oleh Pak Alfi Wijaya sebagai pembicara ketiga dari ketua umum KA-FoSSEI.  Beliau sempat melakukan quick research profesi dari 167 responden alumni FoSSEI diatas 2010, dan didapatkan hasil 34% berprofesi di bidang bank dan lembaga keuangan syariah, 13% karyawan swasta, 21% PNS/BUMN/ Lembaga Negara, 18% dosen dan peneliti, 6% pengusaha dan 8% sebagai asosiasi dan consultant, dengan didalamnya sudah ada beberapa alumni yang sudah bergelar doktor. 

Beliau pun memaparkan apa-apa yang sudah dilakukan KA-FoSSEI seperti: 1. Adanya BMT Tawfin, 2. BARAK, yaitu diskusi intelektual, 3. SILAKBAR, silaturahmi akbar, 4. MES foundation dan 5. Sinergi FoSSEI dan stakeholders. Adapun agenda selanjutnya yang Insya Allah akan dilaksanakan : 1. Family gathering milad 1 dekade dan Munas KA-FoSSEI, 2. Database-Alumni Tracing, 3. Sinergi peningkatan kompetensi dan sertifikasi, 4. Sinergi pelaksanaan riset dan kajian ekonomi keuangan syariah dan 5. Sinergi Gerakan Ekonomi Syariah (mendorong demand side). 

Sebagai penutupan dialognya, beliau pun mengingatkan para mahasiswa yang bergerak di organisasi ekonomi Islam agar dapat sukses berkompetensi didunia kerja kelak untuk tidak melupakan aspek dasar, seperti tes wawancara, psikotes dan TPA. Jangan hanya percaya diri dengan pengetahuan ekonomi syariah dan keahlian berorganisasi saja.

Acara dialog Menyongsong SDM Ekonomi Syariah Indonesia Lebih Baik pun diakhiri dengan melakukan berbuka bersama. 


Ekonomi syariah (opini)


http://www.islamiceconomic.org/wp-content/uploads/2014/03/gres.jpg
Perekonomian  saat ini sudah menjadi tolak ukur dari maju atau tidaknya suatu negara. Melihat hal yang demikian, ilmu dan system ekonomi yang kita miliki adalah kunci kesuksesan tersebut. Pada beberapa tahun ini system ekonomi islam merupakan system ekonomi yang sedang sangat pesat. Perekonomian syariah ternyata mendapatkan  respon yang sangat positif dari berbagai Negara. Respon tersebut dibuktikan baik dalam pengaplikasian system ataupun munculnya pendidika-pendidikan untuk menopang system syariah.  Hal ini terjadi karena dirasakan dapat menjadi pertolongan bagi perekonomian saat ini, disebabkan system perekonomian konvesional tidak dapat menyelesaikan bahkan bertahan dari masalah krisis perekonomian yang terjadi. Seperti pada saat dunia mengalami krisis perekonomian, hanya perbankan berbasis syariah lah yang dapat bertahan dan terus tumbuh.  Maka dari itulah bermunculan bank-bank yang berbasis syariah. Bahkan banyak negara yang berlomba-lomba untuk menjadi pusat syariah. Salah satunya seperti London, yang mungkin mayoritas penduduknya adala non-muslim namun, menyatakan bahwa akan menjadi pusat perekonomian syariah di Eropa. 
Sebenarnya apakah itu ekonomi syariah? Ekonomi syariah merupakan ekonomi yang bersifat islami. Ekonomi syariah ini berlandaskan pada kitab suci Al-Qur’an dan Sunnah. Prinsipnya pada ekonomi syariah adalah mengharamkan riba, sesuai dengan perintah Allah yang tertera pada  Al-qur’an surat Al-Baqarah ayat 275.  Riba atau bunga merupakan suatu tambahan dari pinjaman pokok yang dibebankan kepada peminjam yang besarnya sudah ditentukan. Pada pengertian awam contoh riba dalam praktik pinjam meminjam, orang yang melakukan riba atau bunga disebut juga sebagi lintah darat.  Dicontohkan seperti jika kita meminjam sejumlah uang kepada kreditor, lalu kita sebagai peminjam dibebankan bunga dalam setiap cicilan pembyarannya, jika terjadi kelambatan dalam waktu pembayaran cicilan tersebut pun akan dikenakan bunga atau dalam praktik bank biasanya akan terjadi penyitaan barang dari pihak bank tersebut. Jika melihat contoh tersebut seperti halnya kita mencekik orang yang tercekik. Jika dalam islam justru janganlah mempersulit pinjaman orang yang sedang dalam kesulitan, terutama orang tersebut dengan kondisi sangatlah miskin kita dianjurkan untuk mengikhlaskan hutang tersebut sebagai bentuk pertolongan. 
Setelah saya mencari tahu tentang riba ternyata bukan hanya Islam saja yang megharamkannya, tetapi kepercayaan yahudi dalam perjanjian lama atupun baru dan Kristen dalam alkitab nya pun mengharamkan praktik tersebut . Namun, dari beberapa tokoh kristiani terdahulu ada juga yang berpendapat bahkan mendesak bahwa riba halal dilakukan dan berpendapat bahwa agama tidak ada kaitannya dengan praktik riba. Padahal dalam kitab kepercayaan masing-masing agama pun terdapat statement bahwa riba diharamkan. Maka dari itu, ekonomi syariah merupakan solusi dari masalah ini. Karena ekonomi syariah memperkenalkan system bagi hasil sebagai pengganti riba. Sistem bagi hasil dalam praktiknya merupakan tanggungan bersama baik dalam kondisi rugi ataupun kondisi untung. 
Begitu banyak produk-produk ekonomi syariah yang sangat menguntungkan. Baik dari segi pinjam meminjam, bisnis ataupun berinvestasi. Ditunjukkan dengan produk-produk pada bank syariah seperti Mudharabah, murabahah dan saat ini sedang booming “sukuk”. Sukuk merupakan investasi berbentuk obligasi yang sesuai dengan system syariah. Perkembangan ekonomi syariah pun terlihat dari munculnya berbagai produk syariah seperti asuransi syariah, pasar modal syariah,  dan pegadaian syariah. Bahkan, kabarnya syariah pun merambah pada usaha sector rill, salah satunya seperti hotel syariah. Selain munculnya berbagai macam produk syariah, kini pun bank-bank syariah dan tempat produk syariah lainnya semakin mudah untuk terjangkau. Karena sudah banyak cabang-cabang bank syariah yang tersebar di berbagai kota. Namun, tetap saja, untuk mencapai kepelosok-pelosok desa masih cukup sulit. Maka ada produk syariah yang disebut Baitul Maal wa Tamwil. Baitul Maal wa Tamwil, merupakan salah satu produk dari prinsip ekonomi syariah yang bersifat bisnis dan social. Jika dilihat dari praktik dan konsepnya, Baitul Maal wa Tamwil serupa seperti konsep koperasi, yaitu kekeluargaan. Jadi jika kita dapat rasakan, produk-produk ekonomi syariah selain focus pada hal-hal yang bersifat ekonomi tetapi juga bersifat social. 
Jika dilihat dari para pelaku ekonomi syariah ini, banyak sekali yang mengakui keunggulan produk-produk syariah, bahkan ada seorang pengusaha besar non-muslim di Bandung menggunakan fasilitas syariah dalam mengelola bisnisnya. Awalnya pengusaha tersebut takut, karena pengusaha ini berpikir ekonomi syariah ini hanya untuk umat muslim saja. Namun, kenyataannya tidak. Tidak hanya umat muslim saja yang menjalai ekonomi syariah ini, tetapi umat selain non-muslim pun dapat menjadi praktikan ekonomi syariah. Pengusaha tersebut mengakui bahwa dengan prinsip syariah, usaha yang dia lakukan terjadi kenaikan dari hasil usahanya. Melihat kejadian ini kita dapat mengambil satu sifat lagi dari ekonomi Islam, yaitu bahwa ekonomi syariah merupakan ekonomi universal. 
Walaupun sepengetahuan saya saat ini, bank-bank syariah di Indonesia belum sempurna dalam mengaplikasikan prinsip syariahnya lain halnya dengan Malaysia yang sudah sangat baik system ekonomi syariahnya. Namun, bukan berarti ini hanyalah sia-sia belaka. Justru ini adalah proses transisi kita menuju pada jalan perekonomian yang benar. Lebih baik melakukan daripada tidak sama sekali. Menyadari akan kekurangan tersebut dan semakin lebarnya sayap perekonomian syariah di negara kita ini, maka haruslah disiapkan para insan yang berkualitas demi pertumbuhan ekonomi syariah agar tidak terhambat. Ditunjukannya antusias masyarakat terutama kaum-kaum muda dalam menghadapi tansisi ini dengan membentuk berbagai forum dan organisasi yang selau membahas ekonomi syariah. Para pemerintah pun mendukung adanya ekonomi syariah ini dengan membuat undang-undang sebagai landasan hukum demi kemajuan aplikasi ekonomi Islam di Indonesia,