Sunday, 16 April 2017

Translasi Mata Uang Asing (softskill Akuntansi Internasional)


BAB I
PENDAHULUAN

Perusahaan dengan operasi luar negeri yang signifikan menyusun laporan keuangan konsolidasi yang memungkinkan para pembaca laporan untuk mendapatkan pemahaman yang holistic atas operasi perusahaan, baik domestic dan luar negeri.Untuk mencapai hal ini, laporan keuangan anak perusahaan luar negeri yang berdenominasi dalam mata uang asing disajikan ulang dengan mata uang pelaporan induk perusahaan. Proses penyajian ulang informasi keuangan dari satu mata uang kemata uang lainnya disebut sebagai translasi.Kebanyakan masalah yang berkaitan dengan translasi mata uang berasal dari fakta bahwa nilai relative mata uang asing jarang sekali ditetapkan. Kurs nilai tukar variable, yang digabungkan dengan berbagai macam metode translasi yang dapat digunakan dan perbedaan perlakuan atas keuntungan dan kerugian translasi, membuat perbandingan hasil keuangan satu perusahaan dengan perusahaan lain, atau perbandingan hasil suatu perusahaan yang sama dari satu periode ke periode lain sulit dilakukan. Keadaan ini merupakan tantangan tersendiri bagi perusahaan multinasional untuk menyediakan pengungkapan informasi hasil operasi dan posisi keuangan.

BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Pentingnya Translasi Mata Uang

Perusahaan dengan operasi luar negeri yang signifikan menyusun laporan konsolidasinyayang memungkinkan para pembaca laporan keuangan untuk mendapatkan pemahaman atasopersi perusahaan baik dalam negeri, maupun di luar negeri. Masalah biasa timbul karena nilairelatif mata uang asing jarang sekali ditetapkan. Nilai kurs tukar variabel dan berbagai metodetranslasi dan perbedaan perlakuan atas keuntungan dan kerugian translasi, dapat membuatsulitnya membandingkan hasil keuangan perusahaan dengan perusahaan lain, maupunperbandingan hasil keuangan perusahaan antar periode. Alasan lainnnya mengenai pentingnyatranslasi adalah untuk mencatat transaksi mata uang asing, mengukur risiko suatu perusahaandalam menghadapi pengaruh perubahan mata uang dan memudahkan dalam berkomunikasidengan pihak-pihak yang berkepentingan di luar negeri.Translasi mata uang bisa terjadi di pasar spot , pasar forward , dan pasar swap. Untuk mata uang yang diperjualbelikan di pasar spot biasanya harus dikirim dalam waktu singkat atausegera. Kurs di pasar spot dipengaruhi banyak faktor seperti perbedaan inflasi, suku bungan danekspektasi nilai tukar dimasa yang akan datang. Kurs mata uang di pasar spot dapat dinyatakanlangsung maupun tidak langsung. Maksudnya adalah jika dinyatakan langsung, kurs nilai tukarmenunjukkan jumlah unit mata uang domestik yang diperlukan untuk memperoleh mata uangasing. Sedangkan koutasi tidak langsung menunjukkan, harga satu unit mata uang domestik dalam mata uang asing.Pasar forward ( forward market ), adanya perjanjian untuk melakukan pertukaran suatumata uang dengan jumlah tertentu kedalam mata uang lain pada suatu tanggal dimasa depan. Didalam pasar forward kita mengenal adanya premium dan diskonto. Diskonto terjadi bila tingkatpertukaran berikutnya lebih rendah dari tingkat pertukaran sekarang. Untuk Transaksi swap melibatkan pembelian spot dan penjualan forward atau penjualan spot dan pembelian forward ,atas suatu mata uang secara bersamaan.

2.2 Pengaruh Alternatif Kurs Terhadap Pelaporan Keuangan

Dalam translasi mata uang asing kita mengenal Kurs kini (current ) sebagai kurs nilaitukar pada tangga pelaporan keuangan. Ada juga kurs historis (historical), adalah kurs nilai tukarpada saat suatu aktiva dalam amata uang asing pertama kali diperoleh atau ketika kewajibandalam mata uang asing pertama kali terjadi. Sementara kurs rata-rata (average) yaitu rata-rata tertimbang dari kurs kini dan kurs historis.Penggunaan kurs historis melindungi laporan keuangabn dari keuntungan dan kerugian translasi mata uang asing, yakni dari kenaikan dan penurunan dalam ekuivalen saldo mata uang asingyang timbul dari fluktuasi kurs antar periode pelaporan. Sedangkan kurs kini akan menimbulkankeuntungan dan kerugian translasi.Kita harus membedakan keuntungan dan kerugian transaksi dengan keuntungan dan kerugian translasi. Transaksi terjadi ketika perusahaan membeli atau menjual barang, dengan pembayaranyang dibuat dalam mata uang asing atau ketika perusahaan meminjam/ meminjamkan mata uang asing. Sementara traslasi diperlukan untuk mempertahankan catatan akuntansi dalam mata uang pelapor

Dengan satu metode saja tidak dapat memenuhi dengan sama translasi yang dilakukan berdasarkan kondisi yang berbeda untuk tujuan yang berbeda pula. Terkait dengan pertanyaan kedua, kami berpendapat bahwa terdapat tiga pendekatan translasi yang berbeda yang dapat diterima, diantaranya: (1) metode historis, (2) metode kini, dan (3) tidak dilakukan translasi sama sekali. Akun-akun keuangan entitas asing dapat ditranslasikan menurut sudut pandang induk perusahaan atau sudut pandang lokal. Menurut sudut pandang induk perusahaan, operasi luar negeri merupakan perluasan dari operasi induk  perusahaan dan dalam skala besar, merupakan sumber arus kas mata uang domestik. Dengan demikian, objek translasi adalah untuk mengubah unit pengukuran laporan keuangan anak  perusahaan luar negeri ke dalam mata uang domestik dan untuk membuat laporan keuangan anak perusahaan luar negeri sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara umum di negara asal induk perusahaan. Kami berpendapat tujuan ini dapat dicapai terbaik melalui metode translasi yang menggunakan kurs nilai tukar historis. Kami lebih menyukai  prinsip temporal, karena secara umum mempertahankan prinsip akuntansi yang digunakan untuk mengukur aktiva dan kewajiban yang awalnya dinyatakan dalam unit mata uang asing.

 Kurs Kini yang Tepat

 Metode translasi kurs kini merupakan translasi (penyajian ulang) secara langsung dari satu jenis mata uang ke dalam mata uang lainnya. Sejauh ini, istilah kurs nilai tukar yang digunakan dalam metode translasi mengacu pada historis atau kurs kini. Pilihan kurs nilai tukar yang paling tepat tidak terlalu jelas karena setiap mata uang dalam suatu waktu dipengaruhi oleh beberapa jenis kurs nilai tukar. Ada kurs beli dan kurs jual, kurs spot  dan forward , kurs resmi, dan kurs pasar bebas, dan terdapat perbedaan nilai kurs yang terletak diantaranya.
Beberapa negara menggunakan kurs nilai tukar yang berbeda untuk transaksi yang  berbeda. Dalam situasi ini, harus dipilih beberapa kurs nilai tukar yang ada. Beberapa alternatif yang disarankan adalah: (1) Kurs pembayaran dividen, (2) kurs pasar bebas dan (3) kurs penalti atau preferensi yang dapat digunakan, seperti yang terkait dengan kegiatan impor dan ekspor. Kurs pasar bebas lebih disukai, dengan satu pengecualian: apabila terdapat nilai kontrol nilai tukar yang khusus (yaitu apabila beberapa jenis dana yang secara pasti telah dialokasikan untuk transaksi tertentu dengan kurs nilai tukar valuta asing khusus yang  berlaku), dan kurs yang berlaku tersebut harus digunakan. Hal ini normal dilakukan sepanjang sungguh-sungguh mencerminkan kenyataan ekonomi yang tepat.

 Keuntungan dan Kerugian Translasi

Secara internasional, perlakuan akuntansi atas penyesuaian-penyesuaian tersebut juga  berbeda seperti halnya prosedur translasi. Pendekatan-pendekatan atas penyesuaian translasi  berkisar dari penangguhan hingga tidak ada penangguhan, dengan pendekatan hibrid yang terletak diantara keduanya.

Penangguhan

Dikeluarkannya penyesuaian translasi dari laba periode secara umumnya dianjurkan karena penyesuaian ini hanyalah hasil dari proses penyajian ulang. Perubahan nilai ekuivalen mata uang domestik dari aktiva bersih anak perusahaan luar negeri tidak direalisasikan dan tidak berpengaruh terhadap arus kas mata uang lokal yang dihasilkan dari entitas asing. Oleh karena itu, akan cenderung menyesatkan jika memasukkan penyesuaian seperti itu ke laba sekarang. Berdasarkan keadaan ini, penyesuaian translasi harus diakumulasikan secara terpisah sebagai bagian dari ekuitas konsolidasi Beberapa pihak berpendapat bahwa penangguhan keuntungan atau kerugian translasi menutupi prilaku perubahan kurs nilai tukar; yaitu perubahan kurs merupakan fakta historis dan para pengguna laporan keuangan terlayani denagn baik jika pengaruh fluktuasi kurs nilaitukar diperhitungkan pada periode saat terjadinya. Sesuai dengan FAS No.8 (par. 199), “kurs nilai tukar berfluktuasi; akuntansi seharusnya tidak memberikan kesan bahwa nilai tukar tetap stabil.”
Penangguhan dan Amortisasi
Beberapa pihak mendukung penangguhan keuntungan atau kerugian translasi dan melakukan amortisasi penyesuaian ini selama masa manfaat pos-pos neraca terkait.Pendekatan ini dapat dikritik menurut dasar teori dan praktik. Sebagai contoh, teori keuangan menyatakan bahwa keputusan anggaran modal atas investasi aktiva tetap merupakan hal terpisah dari keputusan mengenai bagaimana mendanainya. Menghubungkan kedua jenis keputusan tesebut lebih terlihat sebagai alat untuk melakukan perataan laba. Menyesuaikan  beban bunga dapat dicurigai pula. Biaya peminjaman domestik tidak disesuaikan untuk mencerminkan perubahan dalam suku bunga pasar atau nilai wajar utang.

Penangguhan Parsial

Pilihan ketiga dalam akuntansi untuk keuntungan atau kerugian translasi adalah dengan mengakui kerugian dengan sesegera mungkin setelah terjadi, tetapi mengakui keuntungan hanya setelah direalisasikan. Meskipun terdengar konservatif, penangguhan keuntungan translasi semata-mata hanya karena merupakan keuntungan, tetap mengabaikan terjadinya perubahan kurs. Lagi pula, melakukan penangguhan keuntugan translasi sementara mengakui kerugian translasi secara logika terlihat tidak konsisten. Pendekatan ini juga tidak memiliki kriteria eksplisit untuk menentukan kapan suatu keuntungan translasi direalisasi.

Tidak Ditangguhkan

Pilihan terakhir adalah untuk mengakui keuntungan dan kerugian translasi dalam laporan laba rugi sesegera mungkin. Pilihan ini memandang penangguhan dalam bentuk apapun bersifat palsu dan cenderung menyesatkan. Kriteria penangguhan sering dikritik sebagai sesuatu yang tidak konsisten terhadap dirinya sendiri dan tidak mungkin dapat dilakukan. Namun demikian, memasukkan keuntungan dari kerugian translasi dalam laba tahun berjalan akan memperkenalkan elemen acak ke dalam laba sehingga dapat menghasilkan fluktuasi laba yang sangat signifikan apabila terjadi perubahan kurs nilai tukar.

Dimana Kita Berada

Tujuan translasi memiliki pengaruh yang penting terhadap sifat penyesuaian translasi  potensial apapun. Jika sudut pandang mata uang lokal digunakan (sudut pandang perusahaan lokal), masuknya penyesuaian translasi dalam laba berjalan tidak perlu dilakukan. Ingatlah  bahwa sudut pandang perusahaan lokal mengharuskan metode translasi kurs kini dengan maksud untuk mempertahankan hubugan yang ada dalam laporan keuangan dalam mata uang asing. Menurut pendapat kami, memasukkan keuntungan atau kerugian translasi dalam laba akan mendistorsikan hubungan keuangan yang asli dan dapat menyesatkan para pengguna informasi tersebut. Keuntungan atau kerugian translasi harus diperlakukan dari sudut  pandang mata uang lokal sebagai penyesuaian terhadap ekuitas pemilik.

Perkembangan Akuntansi Translasi

 Untuk memberikan beberapa sudut pandang sejarah terhadap status akuntansi translasi yang ada sekarang, berikut ini narasi singkat mengenai insiatif pelaporan keuangan di AS yang mewakili pengalaman di negara-negara lain.

Sebelum 1965
Praktik translasi kebanyakan perusahaan AS dipandu oleh Accounting Research Bulletin  No 4 (ARB No.4), yang kemudian diterbitkan kembali sebagai Bab 12 dalam ARB  No.43. pernyataan ini mendorong penggunaan metode kini-nonkini.

1965-1975 Setiap perbedaan akuntansi yang disebabkan oleh penyajian ulang utang diperlakukan sebagai bagian dari biaya perolehan aktiva. Mentranslasikan seluruh utang dan piutang dalam mata uang asing berdasarkan kurs kini diperbolehkan setelah Accounting Principle Board Opinion No.6 dikeluarkan pada tahun 1965. Perubahan terhadap ARB No.43 ini memberikan pilihan translasi yang lain bagi perusahaan.

 1975-1981 Untuk mengakhiri keanekaragaman perlakuan yang diperbolehkan menurut standar translasi sebelumnya, FASB mengeluarkan FAS No.8 yang dikontroversial pada tahun 1975. Pernyataan ini secara signifikan mengubah praktik di AS dan praktik sejumlah  perusahaan asing yang menggunakan GAAP AS karena mengharuskan penggunaan metode translasi temporal. Isi yang sama pentingnya juga adalah penangguhan keuntungan dan kerugian translasi tidak diperbolehkan lagi. Keuntungan dan kerugian translasi dan transaksi mata uang harus diakui dalam laba selama periode perubahan kurs nilai tukar.

1981-Hingga Kini Pada bulan Mei 1978, FASB mengundang komentar publik terhadap 12 pernyataan  pertama yang dikeluarkannya. Kebanyakan dari 200 surat yang diterima menyinggung FAS No.8, yang mendorong agar FAS No.8 tersebut diubah. Dan, setelah melalui banyak pertemuan publik dan dua draft sementara, menerbitkan Statement of Financial Accounting Standards No.52 pada tahun 1981.

ISI STANDAR NO. 52 Standar No. 52 mengakui bahwa sudut pandang induk perusahaan dan anak perusahaan merupakan kerangka dasar pelaporan yang sah. Oleh karenanya, translasinya dirancang untuk:
1. Mencerminkan, didalam laporan kaungan konsolidasi, hasil dan hubungan keuangan yang diukur dalam mata uang primer (utama) yang digunakan oleh setiap entitas konsolidasi melakukan kegiatan usahanya.
2. Memberikan informasi yang secara umum sesuai dengan espektasi pengaruh ekonomi dari perubahan kurs nilai tukar terhadap arus kas dan ekuitas susuatu perusahaan.

Translasi Apabila Mata Uang Lokal
Merupakan Mata Uang Fungsional

Jika mata uang fungsional merupakan mata uang asing yang digunakan dalam catatan entitas asing, laporan keuangannya ditranslasikan ke dalam dolar dengan menggunakan metode kurs kini. Prosedur kurs kini yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Seluruh aktiva dan kewajiban dalam mata uang asing ditranslasikan ke dalam dollar dengan menggunakan kurs nilai tukar per tanggal neraca; akun modal ditranslasikan  berdasarkan kurs historis.
2. Pendapatan dan beban ditranslasikan dengan menggunakan kurs nilai tukar pada tanggal transaksi, meskipun kurs rata-rata tertimbang dapat digunakan untuk kepraktisan.
3. Keuntungan dan kerugian translasi tersebut dilaporkan sebagai komponen terpisah dalam ekuitas pemegang saham konsolidasi.

Translasi Apabila Dollar AS Merupakan Mata Uang Fungsional

Seluruh keuntungan dan kerugian translasi yang berasal dari proses translasi dimasukkan dalam laba periode berjalan. Secara khusus:
1. Aktiva dan kewajiban moneter dan aktiva nonmoneter yang dinilai berdasarkan harga  pasar terkini ditranslasikan dengan menggunakan kurs nilai tukar per tanggal laporan keuangan; pos nonmoneter, lainnya dan akun modal ditranslasikan berdasarkan kurs historis.
2. Pendapatan dan beban ditranslasikan dengan menggunakan rata-rata nilai kurs tukar selama periode berjalan, kecuali untuk pos-pos yang terkait dengan pos-pos nonmoneter.
3. Keuntungan dan kerugian translasi tercermin dalam laba periode berjalan. Translasi

Apabila Mata Uang Asing Merupakan Mata Uang Fungsional

 Suatu entitas asing dapat menggunakan sebuah mata uang asing dalam catatan akuntansinya, apabila mata uang konvensionalnya adalah mata uang asing lainnya. Dalam situasi ini, laporan keuangan pertama-tama disajikan ulang dari mata uang lokal kedalam mata uang fungsionalnya (metode temporal) dan kemudian ditranslasikan ke dalam dollar AS dengan menggunakan metode kurs kini. Sekali mata uang fungsional untuk sebuah entitas asing telah ditetapkan , FAS No. 52 mengharuskan mata uang tersebut digunakan secara konsisten, kecuali jika terjadi  perubahan dalam keadaan ekonomi yang secara jelas mengindikasikan bahwa mata uang fungsional telah berubah.

 PERDEBATAN
Sudut Pandang Pelaporan
 Ketika menggunakan istilah mata uang fungsional, FAS No. 52 mengakomodasi baik sudut pandang pelaporan lokal maupun induk perusahaan dalam laporan keuangan konsolidasi. Juga disebutkan bahwa FAS No. 52 tidak konsisten dengan teori konsolidasi, yang bermaksud untuk menunjukkan laporan induk perusahaan dan anak-anak perusahaannya seakan-akan kelompok usaha tersebut beroperasi sebagai satu  perusahaan tunggal. Namun, anak perusahaan dengan mata uang fungsional adalah mata uang lokal relatif independen dari induk perusahaan.
Apa Yang Terjadi Dengan Biaya Historis ?
 Dalam melakukan translasi suatu saldo yang diukur berdasarkan biaya historis dengan kurs nilai tukar kini akan menghasilkan jumlah dolar AS yang bukan biaya historis  pos tersebut ataupun ekuivalen nilai terkininya. Jumlah yang ditranslasikan tersebut  bertentangan dengan deskripsi teori. Biaya historis merupakan dasar GAAP AS dan kebanyakan aktiva luar negeri dari kebanyakan perusahaan multinasional memiliki  pengukuran biaya historis. c.
Konsep Laba
Berdasarkan FAS No. 52, penyesuaian yang timbul dari translasi laporan keuangan dalam mata uang asing dan dari translasi beberapa transaksi langsung di laporkan dalam ekuitas pemegang saham, sehingga tidak melalui laporan laba rugi. Tujuan  perlakuan ini kelihatannya adalah agar para pembaca laporan keuangan mendapatkan angka laba yang lebih akurat dan tidak terlalu membingungkan.

TRANSLASI MATA UANG ASING DI NEGARA LAIN
Perbedaan utama antara standar di kanada (CICA 1650) dan FAS No. 52 menyangkut utang jangka panjang dalam mata uang asing.
Perbedaan utama antara standar di Inggris dan di AS berkaitan dengan anak  perusahaan yang berdiri sendiri di negara-negara yang mengalami hiperinflasi.
Australia dan Selandia Baru menerbitkan standar pada tahun 1988. Bila dibandingkan dengan FAS No. 52, standar Australia mengharuskan penilaian kembali aktiva tidak lancar nonmoneter untuk anak perusahaan di negara-negara  berinflasi tinggi sebelum dilakukan translasi.
Jepang juga telah mengubah standarnya dengan mengharuskan metode kurs kini di segala keadaan, dengan penyesuaian translasi yang disajikan pada neraca dalam ekuitas pemegang saham.
Kebanyakan negara-negara UE kontinental, termasuk Perancis dan Jerman, tidak memiliki standar. Akibatnya, praktik tergantung pada perusahaan masing-masing.

Kesimpulan

Translasi mata uang asing adalah proses pelaporan informasi keuangan dari satu mata uang ke mata uang lainnya. Metodologi dalam translasi mata uang asing yaitu :
1.    Metode Nilai Tukar Tunggal
2.    Metode Nilai Tukar Ganda
a.    Metode Current-Noncurrent
b.    Metode Moneter-Nonmoneter
c.    Metode Kurs Sementara
Translasi mata uang asing terus berkembang di berbagai negara serta telah banyak praktik-praktik translasi mata uang asing di berbagai belahan dunia seperti di Indonesia, Amerika, Inggris dan lainnya yang secara teori merupakan transaksi yang kompleks

Sumber :
http://www.academia.edu/6652982/Pengaruh_Laporan_Keuangan
https://www.scribd.com/mobile/doc/59166356/Makalah-Translasi-Akuntansi-Internasional
https://www.scribd.com/mobile/doc/113577642/Translasi-Mata-Uang-Asing
http://erisheryanto.blogspot.co.id/2013/05/translasi-mata-uang-asing.html?m=1
http://sukman21.blogspot.co.id/2015/05/makalah-translasi-mata-uang.html?m=1

No comments:

Post a Comment